Lingga - Terkait kebijakan tersebut, di sejumlah media sosial mulai bermunculan pertanyaan alasan Pemda Lingga hanya melakukan pemulangan bagi mahasiswa dan pelajar.
"Harap dikaji ulang keputusan ini, apa bedanya masyarakat dengan mahasiswa. Pekerja juga punya orang tua dan kampung halaman. Adil lah dalam membuat keputusan," tulis pemilik akun Encek Sudirman di unggahan kepripedia.
Hal senada juga disampaikan pemilik akun Hairullah Syahrir. Ia pun meminta pemerintah memperhatikan nasib pekerja asal lingga di perantauan yang di PHK.
"Kok mahasiswa aja yang dipentingkan, bagaimana dengan perantau yang pekerja sedangkan tidak bekerja lagi akibat dampak COVID-19. Tolong adil," tulisnya.
Menjawab itu, Jumadi menjelaskan jika sebelumnya Pemda Lingga telah membahas wacana pemulangan masyarakat umum yang asli Lingga khususnya bagi pekerja yang telah di PHK.
"Tapi konsekuensinya begini, kita tidak ada indikator bukti PHK yang sedemikian, apakah benar atau tidak. Khawatir ini menjadi modus, kewalahan kita," jelas mantan aktivis di Lingga tersebut.
Namun, ia menyebutkan, penyediaan akomodasi untuk masyarakat umum tidak menutup kemungkinan akan dibahas lebih lanjut oleh Pemda. Tapi dalam kondisi mewabahnya virus ini, hal itu dianggap sangat rentan.
"Roro yang kita larang bawa penumpang aja dijadikan modus, bawa motor 1 orang, tapi bawa 2 orang," sebutnya.
"Intinya, bisa kita bedakan warga terdampak PHK atau tidak? buktikan bagaimana? Jika mahasiswa atau pelajar dapat dibuktikan Kartu Mahasiswa atau Pelajar," tambah dia
Sumber: kepripedia